Pihak berwenang Brasil pada Minggu mengatakan sedikitnya 26 orang tewas di dua kota di negara bagian Sao Paolo akibat banjir dan tanah longsor. Jumlah korban diperkirakan akan terus bertambah.
Pejabat Sao Sebastiao memastikan 25 orang tewas, sementara Walikota Ubatuba mengatakan seorang anak berusia tujuh tahun juga meninggal.
Kota-kota seperti Sao Sebastiao, Ubatuba, Ilhabela dan Bertioga adalah beberapa kota yang dilanda hujan sangat deras dan kini berstatus darurat. Pihak berwenang telah membatalkan perayaan karnaval karena tim SAR masih berjuang untuk menemukan orang-orang yang hilang, terluka atau dikhawatirkan tewas di bawah reruntuhan tanah longsor.
Wali Kota Sao Sebastiao, Felipe Augusto, mengatakan “tim SAR kami belum berhasil mencapai beberapa lokasi, situasi masih kacau.” Dia kemudian menambahkan bahwa puluhan orang hilang, sementara 50 rumah ambruk akibat tanah longsor.
Augusto memposting beberapa video di saluran media sosialnya, menunjukkan kerusakan parah di kota tersebut, termasuk operasi penyelamatan bayi oleh penduduk lokal yang berjejer di jalan yang terendam banjir.
Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva mentweet bahwa dia akan mengunjungi wilayah tersebut pada Senin (20/2).
Pemerintah negara bagian Sao Paulo mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa curah hujan di negara itu melebihi 600 milimeter dalam satu hari, salah satu yang tertinggi di Brasil dalam waktu yang sangat singkat.
Pemerintah daerah Bertioga mengatakan kota itu telah menerima curah hujan 687 milimeter saja dalam satu hari.
Gubernur Tarcisio de Freitas meminta dukungan dari tentara, yang segera mengirimkan dua pesawat dan tim pencarian dan penyelamatan ke daerah tersebut.
Beberapa cuplikan video di televisi memperlihatkan rumah-rumah yang terendam banjir hanya menyisakan atapnya saja. Jalan yang menghubungkan Rio de Janeiro ke kota pelabuhan Santos juga terputus karena banjir dan tanah longsor. [em/ah]