TEMPO. BERSAMA, Jakarta – Amerika Serikat memperingatkan Iran setelah komandan Pengawal Revolusi Iran (IRGC) mengancam akan membunuh sejumlah mantan pejabatnya, termasuk Donald Trump, mantan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo, dan mantan Kepala Komando Pusat AS Jenderal Kenneth McKenzie, atas keterlibatan mereka dalam pembunuhan komandan militer Iran Qasem Soleimani pada tahun 2020.
Dalam peringatan yang dikeluarkan pada Sabtu, 25 Februari 2023, Amerika menyatakan akan menanggapi setiap serangan yang dilakukan oleh negara tersebut menyusul ancaman tersebut.
Jenderal Amirali Hajizadeh, yang mengepalai unit kedirgantaraan IRGC, membuat komentar di televisi pemerintah Jumat malam saat membahas serangan rudal Iran di pangkalan udara Ain al-Assad, yang menampung pasukan Amerika di Irak barat, lima hari setelah pembunuhan Soleimani pada 3 Januari 2020.
“Insya Allah, kami akan dapat membunuh Trump, Pompeo, McKenzie dan para komandan militer yang memberi perintah untuk membunuh Soleimani,” kata Hajizadeh seperti dikutip Al Arabiya.
Dalam pernyataan melalui email ke Al ArabiyaDepartemen Luar Negeri AS memperingatkan Iran bahwa setiap upaya untuk menyakiti orang Amerika, termasuk mereka yang bertugas di masa lalu, akan ditanggapi dengan tindakan keras.
“Iran akan menguji tekad kami untuk melindungi rakyat kami dalam bahaya besar. Seperti yang telah dijelaskan secara konsisten oleh pemerintah, Amerika Serikat akan melindungi dan membela warganya. Ini termasuk mereka yang melayani Amerika Serikat sekarang dan mereka yang bertugas di masa lalu,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Dia juga menegaskan kembali komitmen Amerika untuk bekerja sama dengan sekutu dan mitranya untuk mencegah dan menanggapi setiap serangan yang dilakukan oleh Iran, dan meminta pertanggungjawaban IRGC atas kegiatan jahatnya.
Balas Dendam Iran
Soleimani, yang memimpin Pasukan Quds, cabang IRGC di luar negeri, tewas dalam serangan udara Amerika di Irak yang diperintahkan oleh Donald Trump. Pejabat Iran telah berulang kali bersumpah untuk membalas kematiannya, karena serangan terhadap Ain al-Assad dianggap sebagai pembalasan yang tidak cukup. Tidak ada tentara Amerika yang tewas dalam serangan itu.
Bulan lalu, berbicara pada peringatan ketiga pembunuhan Soleimani, Presiden Iran Ebrahim Raisi mengatakan balas dendam untuk Soleimani sudah pasti.
Pada bulan November, Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei mengatakan negaranya tidak akan pernah melupakan pembunuhan Soleimani. Dia menambahkan bahwa Teheran tetap berkomitmen untuk membalas kematiannya.
Ketegangan antara Iran dan Barat telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir, terutama karena pasokan senjata Teheran untuk perang Rusia di Ukraina, aktivitas nuklirnya, dan penumpasan kekerasan terhadap protes domestik.
AL ARABYA
Pilihan Editor: Harapan Korban Gempa Suriah untuk Melihat Cristiano Ronaldo Menjadi Kenyataan