Keagungan Gunung Gamalama yang Memeluk Pulau Ternate

Gunung Gamalama terlihat begitu gagah dan indah di tengah pulau, sedangkan kota Ternate terlihat kecil dan rapuh. Namun sosok Gunung Gamalama-lah yang menginspirasi naturalis Alfred Russel Wallace untuk menulis tentang Ternate.

“Semuanya terlihat begitu tenang dan indah meski tepat di bawahnya tersembunyi lahar yang kerap meletus dan mengalirkan batuan cair panas. Seringnya gempa yang melanda Ternate merupakan tanda bahwa gunung tersebut aktif,” kata Wallace Kepulauan Melayu (1869).

Singa di Bawah Gunung Gamalama

Gamalama berasal dari kata Ternate yaitu Kie Gam Lamo yang berarti negara besar. Gunung ini juga memiliki sejarah letusan dahsyat. Jejak letusan gunung berapi ini terukir di setiap lekukan Pulau Ternate.

Pulau seluas 111,8 kilometer persegi ini sebenarnya merupakan bagian dari tubuh Gunung Gamalama yang kakinya berada di bagian tubuh tersebut. Ketinggian gunung ini jika diukur dari permukaan laut hanya 1.715 meter, namun dari dasar laut bisa mencapai 3.000 meter.

“Banyak orang salah mengira bahwa Kota Ternate berada di kaki Gamalama. Padahal, Ternate berada di pinggang gunung yang lebih dekat ke puncak. Kaki gunung ini ada di laut,” kata ahli geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Akhmad Zaenuddin dilansir Kompas.

Jejak letusan

Zaenuddin mencoba mengikuti jejak dahsyat letusan Gamalama. Ia mengatakan, dulu letusan gunung ini tidak selalu terjadi di kawah. Salah satu buktinya adalah terbentuknya danau kawah Tolire Besar.

Telaga ini berada di lereng Gamalama dengan ketinggian 71 mdpl. Diameter danau mencapai 700 meter di bagian atas dan 350 meter di bagian bawah. Sedangkan kedalaman permukaan air 40 meter-50 meter.

“Sebelum Tolire Besar terbentuk, dulunya ada Desa Soela Takomi,” ujarnya.

Batu Angus, Geowisata Unik di Ternate dari Letusan Gunung Gamalama

Zaenuddin menjelaskan, terbentuknya Tolire Agung akibat gempa tektonik berskala besar. Gempa ini menyebabkan air tanah masuk ke dapur magma melalui rekahan. Karena itulah magma kemudian memicu letusan dahsyat pada 5 September 1775.

Letusan berikutnya terjadi dua hari kemudian. Saat warga setempat datang untuk mencari tahu apa yang terjadi, ternyata kampung Soela Takomi yang berpenduduk 141 orang itu telah hilang.

Dalam catatan tahun 1538 hingga 2022, Gamalama pernah meletus ratusan kali dengan periode letusan 1 tahun – 50 tahun. Letusan terakhir terjadi pada tahun 2018 yang memberikan banjir lahar yang masih meneror masyarakat Ternate hingga saat ini.

Terbiasalah

Pada 15 Desember 2011, Gamalama kembali meletus, sebanyak 2.374 warga mengungsi di enam lokasi pengungsian di seluruh kota Ternate. Pada 9 Mei 2012 banjir lahar kembali melanda Ternate.

“Kami panik dan lari mencari tempat aman,” kata Komonyon Hamid, warga Dufa-Dufa yang rumahnya hancur diterjang banjir lahar.

Namun belum genap tiga bulan sejak banjir lahar terjadi, sebagian korban sudah kembali. Erupsi Gamalama yang berulang kali nampaknya tidak menyurutkan semangat warga untuk tetap bertahan di zona bahaya.

Batu Angus, Geowisata Unik di Ternate dari Letusan Gunung Gamalama

Di sisi lain, rumah penduduk Ternate terus bertambah dan berpindah ke Kawasan Rawan Bencana (KRB) Gamalama. Dalam catatan BPS 2011, laju pertumbuhan penduduk Ternate mencapai 4,27 persen per tahun atau sekitar 8.000 jiwa.

“Sebelum kita lahir, Gamalama sudah ada dan meletus berkali-kali. Kami tidak sombong, tapi kami tidak takut lagi,” kata Aswad H Abdullah, warga Desa Togafu.

https://www.youtube.com/watch?v=uwMg3_iv0Jadi

This entry was posted in Uncategorized and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *