TEMPO. BERSAMA, Jakarta – Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador, Kamis 9 Maret 2023, menolak seruan dari beberapa anggota DPR AS untuk mendorong aksi militer di Meksiko terhadap kartelkartel narkoba. Menurut Lopez Obrador, usulan ini merupakan ancaman terhadap kedaulatan Meksiko.
“Kami tidak akan mengizinkan pemerintah asing untuk campur tangan di wilayah kami, apalagi intervensi angkatan bersenjata pemerintah suatu negara,” katanya. López Obrador pada konferensi pers reguler.
Penculikan empat orang Amerika – dua di antaranya meninggal – di negara bagian perbatasan meningkatkan seruan dari legislator Republik di Washington untuk sikap yang lebih keras terhadap kejahatan terorganisir.
Republikan Texas Dan Crenshaw pada hari Rabu merilis pesan dalam bahasa Spanyol kepada Lopez Obrador di Twitter, menanyakan kepada pemimpin Meksiko mengapa dia menolak usulannya agar militer AS mengambil tindakan terhadap kartel narkoba di Meksiko.
“Selain tidak bertanggung jawab, ini adalah serangan terhadap rakyat Meksiko,” kata Lopez Obrador dalam konferensi pers, seraya menambahkan bahwa Meksiko “tidak menerima perintah dari siapa pun.”
Senator Republik Lindsey Graham mengatakan Senin dalam wawancara Fox News bahwa “sudah tiba waktunya untuk memperhatikan Meksiko” dan menganjurkan undang-undang yang diusulkan untuk mengklasifikasikan kartel Meksiko sebagai “kelompok teroris asing.”
Penculikan dan pembalasan yang fatal dapat memperumit upaya untuk mendorong kerja sama yang lebih erat antara AS dan Meksiko dalam imigrasi dan perdagangan narkoba, khususnya fentanyl yang sangat mematikan.
Lopez Obrador mengatakan dia akan memulai kampanye informasi publik yang menargetkan orang Meksiko di Amerika Serikat tentang proposal Partai Republik.
Jika legislator Republik berusaha untuk “menggunakan Meksiko untuk tujuan propaganda, elektoral, dan politik mereka, kami akan meminta untuk tidak memilih partai itu,” kata Lopez Obrador.
REUTERS
Pilihan Editor: Menteri Pertahanan AS Mengunjungi Israel Di Tengah Kekerasan Tepi Barat dan Protes Anti-Netanyahu