Menumbuhkan Kembali Semangat Kebangsaan Melalui Lagu Nasional 

Ratusan pelajar menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya di pelataran kompleks makam Pahlawan Nasional WR Soepratman, di Surabaya, Jawa Timur. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi bertindak sebagai dirigen. Para siswa juga menyanyikan beberapa lagu ciptaan WR Soepratman untuk mengiringi upacara tabur bunga di makamnya.

Eri Cahyadi berharap peringatan Hari Musik Nasional di makam WR Soepratman semakin memperkokoh rasa cinta generasi penerus bangsa dan negara Indonesia.

“Mari kita ingat bagaimana lagu Indonesia Raya, musik ini bisa membuat perbedaan, memberi warna pada kehidupan. Hari ini kita selenggarakan di makam WR Soepratman, menyanyikan lagu Indonesia Raya. Jadi dengan musik saya harap bisa menanamkan rasa cinta tanah air dalam diri kita,” ujar Eri Cahyadi dalam sambutannya.

Eri Cahyadi pun mengajak siapa saja untuk menjadikan seni dan musik sebagai bagian dari kehidupan. Menurut Eri, orang yang hidup dengan musik atau seni akan mengutamakan keindahan dan menjauhi kekerasan. Ia juga mengajak generasi muda untuk mencintai musik dan lagu kebangsaan untuk mengobarkan semangat gotong royong dan kebersamaan.

“Hidup tanpa seni, maka dia akan menjadi manusia yang keras. Hidup tanpa musik, dia tidak akan penuh cinta. Tapi, kalau hidup dengan rasa musik, rasa cinta, rasa seni, maka akan ada keindahan dalam sebuah keluarga, masyarakat dan di kota Surabaya,” ujarnya.

Paduan suara mahasiswa Surabaya menyanyikan lagu-lagu pahlawan nasional WR Soepratman dalam perayaan Hari Musik Nasional yang digelar di kompleks makam WR Soepratman di Surabaya, Jawa Timur, 9 Maret 2023. (Foto: Petrus Riski/VOA)

Paduan suara mahasiswa Surabaya menyanyikan lagu-lagu pahlawan nasional WR Soepratman dalam perayaan Hari Musik Nasional yang digelar di kompleks makam WR Soepratman di Surabaya, Jawa Timur, 9 Maret 2023. (Foto: Petrus Riski/VOA)

Upaya membangkitkan kembali kecintaan terhadap musik dan lagu nasional bukan tanpa sebab. Lagu kebangsaan saat ini semakin tergerus oleh lagu-lagu asing dan lagu-lagu populer Indonesia. Hal ini terlihat dari kurangnya pengetahuan dan pemahaman tentang lagu kebangsaan di kalangan generasi muda.

Soerachman, salah satu kerabat WR Soepratman, mengatakan saat ini belum banyak lagu kebangsaan yang diciptakan. Hal ini dikarenakan pencipta lagu menciptakan lagu yang lebih populer dan disukai oleh generasi muda saat ini.

“Sebetulnya lagu kebangsaan bisa diciptakan, asal bisa memahami situasi, memahami perjuangan,” kata Soerachman.

Tak hanya lagu-lagu bertema nasionalisme atau nasionalisme, Soerachman menyebut lagu-lagu yang mendidik kaum terpinggirkan lewat lagu-lagu populer bertema cinta saja.

“Jadi, lagu pendidikan sekarang tidak ada, hanya lagu cinta. Tidak ada (lagu pendidikan. red). Dimana coba sekarang,” ujarnya.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (ujung kiri baju putih) (didampingi Soerachman (kedua dari kiri), kerabat pencipta lagu kebangsaan WR Soepratman menaburkan bunga di makam Pahlawan Nasional, di Surabaya, Jawa Timur, 9 Maret 2023 (Foto: Petrus Riski/VOA) )

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi (ujung kiri baju putih) (didampingi Soerachman (kedua dari kiri), kerabat pencipta lagu kebangsaan WR Soepratman menaburkan bunga di makam Pahlawan Nasional, di Surabaya, Jawa Timur, 9 Maret 2023 (Foto: Petrus Riski/VOA) )

Guru seni musik dan suara dari SDK St. Aloysius Surabaya, Benediktus Januarius, mengatakan, lagu-lagu bertema nasional masih ada, meski tidak sebanyak masa perang. kemerdekaan. Namun, kata Benediktus, lagu-lagu populer saat ini membuat keberadaan lagu kebangsaan kurang dikenal.

Benediktus mengajak semua pihak, khususnya lembaga pendidikan untuk mulai menghidupkan kembali nyanyian lagu-lagu nasional sebagai kekayaan bangsa yang harus dilestarikan.

“Musik adalah wadah, sarana. Sementara itu tergerus karena orang lebih suka K-Pop, orang lebih suka lagu barat. Itu akhirnya tergerus, bahkan lagu-lagu kami tidak ditempatkan lagi,” kata Benediktus.

Ia berharap ketika lagu kebangsaan kembali dinyanyikan dalam berbagai kesempatan, para komposer semakin terpacu untuk membuat karya yang lebih hebat lagi.

“Bukan tidak ada karya ya ada, hanya saja tidak terlihat dengan menjamurnya lagu-lagu populer sekarang melalui media lebih cepat dari lagu-lagu yang bersifat nasional termasuk lagu anak-anak juga,” pungkasnya. [pr/ft]

This entry was posted in Uncategorized and tagged , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *