Pemerintah terus mempromosikan branding produk perikanan Indonesia dengan tagline “Indonesia Seafood: Naturally Diverse” dan sub-tagline “Safe and Sustainable” di berbagai pameran dan pertemuan internasional.
Dikutip dari Indonesia.go.id, Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menargetkan ekspor perikanan pada 2023 sebesar USD 7,66 miliar. Selain ekspor, pertumbuhan produk domestik bruto juga ditargetkan 5-6 persen, diikuti tingkat konsumsi ikan sebesar 61,02 kg/kapita.
Tak hanya itu, Menteri Trenggono juga menargetkan produksi garam 1,5 juta ton, nilai tukar nelayan mencapai 107-108, dan persentase pelaku usaha KP yang patuh mencapai 97 persen, menyelesaikan rencana tata ruang dan zonasi pesisir untuk 32 kawasan.
Di sisi lain, Januari hingga Desember 2022, nilai ekspor produk perikanan Indonesia mencapai USD 5,71 miliar atau Rp. ,45 triliun.
Sementara itu, neraca perdagangan hasil perikanan mengalami surplus sebesar USD 5,07 miliar, naik 7,22 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) membuktikan bahwa tahun 2022 akan menjadi momentum percepatan. Alhasil, KKP mencatat peningkatan nilai ekspor perikanan sebesar 10,66 persen pada periode Januari-November 2022 dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Penuhi Konsumsi Jemaah Haji, Pemerintah RI Siap Ekspor 500 Ton Ikan ke Arab Saudi
Surplus neraca perdagangan
Dalam siaran pers Plt. Dirjen Penguatan Daya Saing Hasil Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Ishartini akhir Desember lalu, menyebutkan nilai ekspor perikanan periode Januari-November 2022 mencapai USD 5,71 miliar.
Sedangkan nilai impor pada periode yang sama hanya sebesar USD 0,64 miliar. Artinya, masih ada surplus neraca perdagangan produk perikanan sebesar USD 5,07 miliar.
Komoditas ekspor utama Indonesia antara lain udang dengan nilai USD 1.997,49 juta, cakalang dan tongkol senilai USD 865,73 juta, sotong-cumi gurita USD 657,71 juta, rumput laut USD 554,96 juta, dan kepiting-kepiting. Rp 450,55 juta.
Komoditas tersebut dikirim ke negara tujuan ekspor utama seperti Amerika Serikat senilai USD 2,15 miliar (37,63 persen), Tiongkok USD 1,02 miliar (17,90 persen), Jepang USD 678,13 juta (11,89 persen), ASEAN USD651,66 juta (11,42 persen). , dan 27 negara Uni Eropa senilai USD357,12 juta (6,26 persen).
Ishartini juga mengarahkan jajarannya untuk terus mempromosikan branding produk perikanan Indonesia dengan tagline “Indonesia Seafood: Naturally Diverse” dan sub tagline “Safe and Sustainable” di berbagai pameran dan pertemuan internasional.
Ada juga beberapa komoditas ekspor yang memiliki branding produk sendiri, antara lain “Rumput Laut Indonesia, Solusi Pengikat Alami Dunia” untuk rumput laut, “Pangasius Indonesia, The Better Choice” untuk ikan lele, “Tuna Indonesia, Sustainable by Tradition: One-by -Satu” untuk ikan tuna, dan “Udang Indonesia, Temukan Rasa 17.000 Pulau” untuk udang.
Lebih lanjut, Ishartini mengungkapkan, pencapaian nilai ekspor perikanan diperkirakan tumbuh 8,84% dengan nilai USD 6,22 miliar hingga Desember 2022 dibandingkan akhir tahun 2021.
Realisasi investasi triwulan III 2022 mencapai Rp6,39 triliun, meningkat 45,62 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dan tersebar di sejumlah daerah seperti Jawa Timur, DKI Jakarta, Sulawesi Selatan, dan Jawa Tengah.
Bekasam, Fermentasi Ikan Khas Sumatra Selatan
Cek berita, artikel, dan konten lainnya di berita Google