Sayfullo Saipov, pria yang dihukum karena membunuh delapan orang dalam serangan di jalur sepeda di Manhattan pada 2017, dibebaskan dari hukuman mati setelah juri federal menemui jalan buntu tentang bagaimana dia harus dihukum.
Kebuntuan itu berarti Saipov akan dijatuhi hukuman penjara seumur hidup tanpa pembebasan bersyarat, karena keputusan bulat diperlukan untuk menjatuhkan hukuman mati. Dia akan menjalani hukumannya di fasilitas Supermax Colorado, penjara federal paling aman di AS.
Saipov, yang merupakan warga negara Uzbekistan berusia 35 tahun, dinyatakan bersalah pada Januari oleh juri federal karena melakukan pembunuhan dengan tujuan bergabung dengan Negara Islam, atau ISIS, sebuah kelompok yang disebut Amerika Serikat sebagai organisasi “teroris”. Juri yang sama telah dikumpulkan kembali untuk mempertimbangkan hukuman Saipov.
Kasus Saipov adalah pengadilan hukuman mati federal pertama sejak Presiden Joe Biden, seorang Demokrat, menjabat pada tahun 2021 setelah berjanji untuk menghapus hukuman mati dalam kampanyenya.
Dalam putusan yang dibacakan dengan lantang oleh Hakim Distrik AS Vernon Broderick di pengadilan federal di Manhattan, para juri mengindikasikan bahwa mereka tidak dengan suara bulat setuju bahwa Saipov kemungkinan besar akan melakukan kejahatan kekerasan di penjara di masa mendatang.
Ke-12 juri menyetujui sejumlah faktor lain yang memberatkan yang mendukung hukuman mati, termasuk bahwa Saipov merencanakan serangan itu sebelumnya dan dia melakukannya untuk mendukung ISIS.
Selama fase persidangan, juri mendengar dari para penyintas penyerangan yang bersaksi tentang cobaan berat mereka hingga saat ini, dan petugas penjara yang menggambarkan kemarahan dan ancaman Saipov sejak penangkapannya.
“Terdakwa masih setia pada jihad dan ISIS dan kekerasan,” kata jaksa Amanda Houle dalam argumen penutupnya pada 7 Maret. [lt/jm]