Penulisan Nama Presiden Pertama RI Soekarno atau Sukarno? Ini Permintaan Bung Karno

TEMPO. BERSAMA, Jakarta – Mayoritas masyarakat Indonesia menulis nama Presiden Pertama Republik Indonesia, Sukarno, dengan ejaan “Soekarno”. Bahkan jika ditempelkan pada nama tempat atau lokasi, nama Bung Karno tetap ditulis dengan ejaan “oe”. Misalnya Jalan Soekarno-Hatta, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, bahkan monumen Sukarno di Meksiko dieja Soekarno Parque.

Putra bungsu Bung Karno, Guruh Soekarno Putra, menjelaskan alasan mengapa nama ayahnya sering dieja Soekarno. Padahal ejaan tersebut adalah ejaan bahasa kolonial Belanda. Guruh mengatakan, pada masa pemerintahan Presiden Soeharto, nama besar Sukarno kerap dipolitisasi untuk mendapatkan dukungan dari para pemuja Putra Fajar.

“Agar masyarakat tahu. Soal nama di dunia politik, bisa diolah atau digoreng,” kata Guruh, Selasa, 10 November 2015 kepada Tempo.

Lantas, bagaimana tepatnya nama Presiden pertama Republik Indonesia, Sukarno, ditulis? Sukarno atau Sukarno?

Bung Karno menyebut namanya dengan ejaan Sukarno. Hal itu diungkapkannya saat diwawancarai wartawan Jerman pada September 1965. Dalam sebuah video, Proklamator Kemerdekaan Indonesia protes saat mengetahui namanya dieja Soekarno. “Tapi kenapa kamu menulis namaku dengan ejaan ‘OE’?” tanya Bung Karno menggunakan bahasa Jerman.

Wartawan itu menjawab, terakhir kali bertemu, Bung Karno membubuhkan namanya dengan ejaan oe. Sukarno juga menegaskan bahwa namanya tidak lagi ditulis dengan ejaan lama. Setelah Indonesia merdeka, ejaan namanya berubah menjadi “SU”. “Tapi nama saya dieja dengan ‘SU’,” katanya kepada wartawan. Dia bahkan menekankan kata “SU” dengan ekspresi serius.

“Ini yang benar!” kata Bung Karno sambil mengetuk-ngetuk sampul buku yang kemungkinan besar namanya tertulis dengan ejaan “Su”. Kemudian Sukarno mengetuk sampul buku lain yang mungkin bertuliskan nama Soekarno di atasnya. “Ini tidak benar!” dia berkata.

Apa alasan Sukarno mengubah ejaan namanya setelah Indonesia merdeka?

Dalam wawancara dengan Cindy Adams, Bung Karno membeberkan alasan perubahan ejaan namanya. Pernyataan itu diungkapkan Cindy dalam biografinya, Bung Karno: Penyambung Suara Rakyat Indonesia. Menurut Soekarno, ejaan “oe” merupakan warisan dari Belanda. Karena itu, ia tidak mau lagi menggunakannya setelah Indonesia merdeka.

“Makanya Sukarno adalah namaku yang sebenarnya dan satu-satunya,” kata Bung Karno.

Sementara itu, pemerintah Orde Baru, kata Guruh, juga ikut andil dalam penulisan nama Sukarno sebagai Soekarno. Menurut Guruh, kebiasaan presiden kedua RI itu menulis namanya Soeharto, bukan Soeharto, turut mengubah persepsi masyarakat tentang penulisan nama Soekarno.

“Nama Bung Karno ditulis ulang oleh wartawan oleh Soekarno. Sebagai warga negara Indonesia, Bung Karno mengamanatkan untuk berpegang pada butir ketiga Sumpah Pemuda, menjunjung tinggi bahasa persatuan Indonesia,” katanya.

Pilihan Redaksi: Kenapa Nama Presiden Sukarno Sering Ditulis Soekarno?

Ikuti berita terbaru Tempo di Google News, klik di sini.

This entry was posted in Uncategorized and tagged , , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *