PHK Besar-besaran oleh Perusahaan Teknologi, Industri Lain Kekurangan Pekerja Harian

Puluhan ribu karyawan yang bekerja di kantor perusahaan teknologi besar (“Teknologi Besar”) telah kehilangan pekerjaan dalam beberapa bulan terakhir karena raksasa Google, Amazon, Meta, dan Microsoft memberhentikan pekerjaan mereka. Sementara pekerjaan kerah putih dipangkas, beberapa pekerjaan kerah biru sulit diisi, meskipun upah meningkat di sektor ekonomi tersebut.

Alec Antignani, 29, melepaskan karirnya di industri jasa keuangan untuk melanjutkan bisnis keluarganya di Brooklyn, New York, Philco Plumbing. Dia berkata, dari sudut pandang keuangan, 2022 adalah tahun yang luar biasa bagi perusahaannya, dan dia mengharapkan lebih banyak lagi kemajuan tahun ini.

Alec berkata, “Saya sedang mencari karyawan. Saya aktif merekrut dan saya melakukan wawancara seminggu sekali. Setiap Rabu kami melakukan wawancara.”

Sementara banyak orang di sektor kerah biru dan kejuruan teknis masih berjuang untuk merekrut staf, kantor perekrutan kerah putih besar di industri teknologi memangkas ribuan tenaga kerja mereka.

Pada bulan Januari, Google memangkas 12.000 pekerjaan, sekitar 11.000 di Meta pada bulan November, dan 10.000 lainnya di Microsoft hingga 31 Maret, sebuah tren yang tersebar luas di industri teknologi.

Giacomo Santangelo, Dosen Senior Ekonomi di Universitas Fordham mengatakan, “Yang kami hadapi saat ini adalah mengurangi kelebihan staf . Mereka terlalu banyak merekrut. Jadi, alih-alih melakukan perampingan, yang kami perkirakan akan dilakukan perusahaan di masa-masa sulit, mereka mencoba menyesuaikannya sambil mengantisipasi masa depan.”

Apa yang akan datang adalah apa yang disebut beberapa ekonom sebagai “resesi singkat”. Tetapi sektor ekonomi yang berbeda akan terpengaruh secara berbeda olehnya.

Alasannya adalah kekurangan pekerja di pasar tenaga kerja kerah biru, sehingga menyebabkan kenaikan upah di sektor ekonomi ini.

Lagi-lagi dosen senior Giacomo berkata, “Selama ada kekurangan tenaga kerja, akan ada kenaikan upah.”

Menipisnya tenaga kerja kerah biru sebagian dapat disalahkan pada pergeseran budaya saat ini, kata para ahli.

“Saya kira masalah yang kita hadapi adalah, kita prioritaskan: pentingnya kuliah, yang utama bisa kuliah. Daripada bilang kuliah itu penting, skill belajar juga penting,” ujar Giacomo.

Mereka yang berada di sektor kerah biru dan kejuruan teknis mengkhawatirkan kelangsungan bisnis mereka, dan mengatakan bahwa mereka perlu beradaptasi.

Alec Antignani menambahkan, “Jika industri kita tidak mengembangkan lebih banyak teknologi, generasi muda tidak akan menjadi bagian dari industri tersebut, karena generasi milenial digerakkan oleh teknologi.”

Para ahli mengatakan permintaan pekerja kerah biru dan kenaikan upah mereka pada akhirnya akan mereda dengan ekonomi yang melambat, sementara perusahaan teknologi yang lebih kecil bisa mendapatkan keuntungan dari pekerja berkualitas yang kehilangan posisi mereka di perusahaan teknologi besar. [ps/jm]

This entry was posted in Uncategorized and tagged , , , , , , , , , . Bookmark the permalink.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *