Pemerintah Indonesia saat ini sedang menjalankan megaproyek pembangunan Kawasan Industri Hijau di Kalimantan Utara (Kaltara). Terletak di Tana Kuning-Mangkupadi, Kabupaten Bulungan, kawasan ini diklaim sebagai yang terbesar di dunia.
Pengembangan kawasan hijau ini dikelola oleh tiga perusahaan sekaligus, yakni PT Kalimantan Industrial Park Indonesia (KIPI), PT Indonesia Strategis Industri (ISI), dan PT Kayan Patria Propertindo (KPP).
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi pernah menyatakan proyek ini berhasil menyerap investasi sebesar US$132 miliar atau Rp1.848 triliun.
Dua Pos Lintas Batas Negara di Kaltara Selesai Dibangun
Misinya adalah menciptakan energi bersih dengan teknologi terbarukan yang baru
KIPI akan menjadi wadah realisasi langkah pemerintah dalam mewujudkan energi bersih dan hijau. Dalam kunjungannya ke KIPI pada 28 Februari lalu, Presiden Joko Widodo mengatakan akan didirikan berbagai pabrik berbasis energi hijau di lahan seluas 13.000 hektar tersebut.
Misalnya produsen baterai kendaraan listrik (electric vehicle battery). Hal ini sejalan dengan kebijakan hilirisasi dan larangan ekspor bijih mineral primer.
“Inilah masa depan Indonesia, masa depan Indonesia ada di sini,” kata Jokowi dikutip dari Setgab.go.id.
Tak hanya itu, pabrik industri petrokimia dan aluminium juga akan didirikan di dalam KIPI. Semuanya akan terwujud dengan bantuan energi baru terbarukan berupa pembangkit listrik tenaga air dari Sungai Mentarang dan Sungai Kayan di Kalimantan Utara. Tenaga listrik juga akan disuplai menggunakan panel surya dan bahan bakar gas.
Jembatan Udara ke Ibukota Propinsi Termuda dan Rencana Besar Kaltara
Butuh transisi
Kemudian, Jokowi mengungkapkan, penerapan green energy di kawasan industri ini tidak bisa segera diwujudkan, melainkan membutuhkan transisi.
“Kami berharap dengan kekuatan kompetitif seperti itu, energinya hijau, kemudian produk yang dihasilkan juga produk hijau. Ini akan menjadi kekuatan Kawasan Kawasan Industri Indonesia di Kalimantan Utara,” kata Jokowi.
Menurutnya, jika dilaksanakan dengan baik, KIPI dapat menarik minat semua orang untuk datang ke tempat ini, baik investor asing maupun wisatawan.
“Industri apa pun yang terkait dengan produk hijau pasti akan melihat ke daerah ini,” tambahnya.
Perencanaan pembangunan KIPI sebenarnya sudah dimulai sejak tahun 2015, namun belum pernah menunjukkan perkembangan yang positif. Sejumlah persoalan seperti perizinan, sengketa lahan, dan anggaran menghambat laju proyek ini.
Hingga akhirnya pada tahun 2021, pemerintah berhasil menggalang dana dari investor asing, antara lain: China, Uni Emirat Arab, Amerika Serikat, dan Uni Eropa. Setelah itu, proyek KIPI dijalankan hingga sekarang.
PLTS Terapung Waduk Muara Tukad Resmi Beroperasi dan Kini Siap Pasok Energi Hijau di Bali
Cek berita, artikel, dan konten lainnya di berita Google