Massa berkumpul di seluruh Meksiko pada Minggu (26/2) menentang upaya pemerintah untuk merongrong otoritas pemilu independen, dengan alasan tindakan pemerintah mengancam demokrasi.
Penyelenggara mengatakan lebih dari 500.000 pengunjuk rasa memenuhi alun-alun Zocalo di pusat kota Mexico City, banyak dari mereka memegang bendera Meksiko dan berpakaian putih dan merah muda, warna Institut Pemilihan Nasional, atau INE.
Kongres Meksiko pekan lalu menyetujui perombakan besar-besaran INE, yang berulang kali dituduh oleh Presiden Andres Manuel Lopez Obrador sebagai korup dan tidak efisien.
Presiden Lopez Obrador menyangkal perubahan itu akan merusak demokrasi Meksiko, tetapi lawannya telah berjanji untuk membawa undang-undang, yang memotong anggaran dan staf INE, ke Mahkamah Agung.
Alejandra Martinez, pengacara dan demonstran berkata: “Saya datang untuk meminta penghormatan kepada INE, karena aturan hukum adalah milik rakyat Meksiko, bukan kehendak satu orang. Supremasi hukum ditetapkan dalam konstitusi. Ini adalah hak asasi manusia, yang harus dihormati. Penegakan hukum bukan milik presiden. Dia harus berasumsi bahwa dia adalah wakil rakyat.”
Lopez Obrador, yang berhaluan kiri, percaya dia ditipu dua kali dalam dua pemilihan presiden sebelum kemenangan telaknya pada 2018. Menurutnya, INE terlalu mahal dan bias untuk lawan-lawannya.
Pejabat INE membantah tuduhan presiden. Mereka mengatakan perombakannya melanggar konstitusi, mengekang independensi lembaga dan menghilangkan ribuan pekerjaan yang didedikasikan untuk mengawasi proses pemilu. Mereka juga mengatakan perombakan mempersulit penyelenggaraan pemilu yang bebas dan adil.
Lopez Obrador juga melemahkan badan otonom lain yang memeriksa kekuatannya. Dia menuduh lembaga-lembaga ini menguras dompet publik dan memusuhi proyek politiknya. Dia mengatakan perombakan INE akan menghemat $150 juta per tahun.
Banyak analis politik mengatakan INE dan pendahulunya, Federal Electoral Institute, memainkan peran kunci dalam menciptakan demokrasi pluralistik yang pada tahun 2000 mengakhiri pemerintahan satu partai selama puluhan tahun. [lt/ab]